Senandung muhasabah
cinta milik edcoustic membuatku sedikit termehek-mehek lantaran liriknya
seperti mewakili apa yang tertulis dalam secirita kisah perjalanan hidupku.
Mungkin agak berlebihan juga, namun memang semacam itulah aku, yang terkadang
terlalu lama berpikir untuk menghubung-hubungkan segala sesuatu dengan apa yang
ada dalam diri ini. Maaf jika ini pun terlalu berat mengartikannya, kekalimatan
yang rusak.
Mati listrik
(lagi).
Aku tak hanya diam
saja, sibuk jemariku mengtiktaktiktak si LC (Lapine Cempluk). Entah apapun itu
yang aku tulis. Seperti terhujani dardor meriam perang, aku ingat akan si
cantik yang diceritakan mamakku tadi. Si cantik yang lemah gemulai. Mamakku
dengan gegap gemita bercerita tentang kelembutannya. Cantik sekali, katanya.
Cara dia berbicara, cara dia menyapa, cara dia mengambil kertas, cara dia memencet
tombol itu, cara dia menutup alat itu, cara dia memberikan uang kembalia. Hah??
Ya, dia adalah tukang fotokopi di rumah sakit. Hehehe... Cantik sekali, kata
mamak. Tak kalah dengan si cantik (yang lain) yang sering ku jadikan bahan
pengolahan cerita dongeng di rumah sebagai oleh-oleh dari perantauan, kata
mamak. Hei....apaan apaan apaan (nyebut 3 kali, garatis 1) apaan. Ternyata
mamak belum tahu kalau aku pun sudah beberapa kali bertemu dengan si Cantik itu
di rumah sakit ketika aku berurusan dengan mata ini, dan dia sudah hapal dengan
aku. Ya, mamak telat... haha.
Hussss.....stop...sudah.
Tak boleh ada penggelendhengan di
sini.
Beranjak dari itu,
aku mulai berpikir bagaimana caranya agar PLN tidak memadamkan listrik lagi.
Hm,,,berandai andai menganalogikan sesuatu yang masih dalam pencarian.
Sebaiknya apa yang akan aku pikirkan? Dalam keberpikiran ini, ditemani
nyamuk-nyamuk yang rajin sekali menusuki kakiku. Andai saja lampu di atas sana
nyala, pasti aku akan tau nyamuk yang mana yang akan menusuk kulitku, dan aku
akan menghindar atau menghilangkan nyamuk itu. Tapi sayang, di sini gelap
sekali, hanya ada cahaya dari layar si LC. Ya begitu lah hidup kita, tak
henti-hentinya ada saja masalah-masalah yang datang dan pergi, seperti serangan
nyamuk dalam kegelapan. Kita tak tau kapan ia datang, dan tiba-tiba pergi
(dengan meninggalkan bekas). Belajarlah kita untuk mempelajarinya. Serangan itu
adalah peringatan untuk kita agar kita menutupi tubuh kita, menutup aurat kita,
(selimutan : red) agar berkuranglah masalah kita. Kalau kita sudah bersikap
mengantisipasi adanya serangan masalah, maka Allah akan lebih melindungi kita.
Apa masih mau berkata : belum siap? Ya itu alasanku dulu... hehe...
Sssttt...jangan bilang bilang ya.
Yah.....selesai
sudah keberpikiran ini, anggap saja sudah ketemu analoginya. Hubungan antara
serangan nyamuk di kegelapan dengan berdatangannya masalah kehidupan.. Agak
maksa sih, tapi biarlah, berpikir kan gratis dan nggak dilarang..
Jangan kau memancing serangan-serangan masalah dalam
kehidupan seperti kau memancing serangan nyamuk. [Celetukan di pojok ruang keluarga, 01 Oktober 2010, 18 : 30]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar